[Verkwan AU🔞] Sweet Foreplay
Lima belas menit telah berlalu. Vernon keluar dari kamar mandi hanya mengenakan bathrobe biru serta handuk kecil yang mengusak-usak surai basahnya.
Ia maju beberapa langkah untuk menekan tiga saklar guna memadamkan lampu kamar mandi, ruang tamu, dan dapurnya. Langkah teraturnya mulai menaiki satu persatu anak tangga seraya bersiul pelan menuju kamar tidurnya yang terletak di lantai dua.
Sesampainya ia di depan pintu kamarnya, ada keanehan yang membuat pikirannya teralihkan pada suara dari dalam kamarnya.
“Enghh...”
Vernon mengerutkan dahinya.
“Aaahh...”
Ia menempelkan telinganya pada pintu kamar.
“Shh aaah...”
Itu suara Seungkwan nya. Pikirnya, ia mendesah dengan siapa? Tidak mungkin Seungkwan yang menjadi miliknya itu selingkuh dengan orang lain, kan? Bisa saja Seungkwan sedang menonton video porno? Hmm.
“AH!”
Teriakan Seungkwan menyentak lamunannya.
Vernon segera buka pintu kamarnya dengan terburu-buru.
Betapa terkejutnya ia dengan pemandangan panas di depannya yang terlihat sangat menggoda tanpa sehelai benang menutupi tubuh itu.
Sosok itu terbaring menyamping, bermain dengan dildo dan botol pelumas yang terbuka di sampingnya.
Ia benar-benar terpaku pada Seungkwan nya, “Oh.. So bootiful!” gumamnya seraya tersenyum.
Ia terus terpaku, menatap lurus pada tubuh dan pinggul Seungkwan yang terus meliuk-liuk di atas mejanya. Dilihatnya manik itu terpejam, menikmati sensasi dildo yang memompa lubangnya.
“Mmphh..”
Ya, disana Seungkwan sedang bermain panas di atas meja kerja milik Vernon. Seungkwan pun menoleh, menatapnya dengan erotis.
“Aaah..
Bo-nonie sudah pulangh?
Nghhh..
Kwanie kangenhh..”
Seungkwan berbicara seraya melenguh dengan peluh keringat di wajah dan tubuhnya. Dildo itu terlihat jelas keluar-masuk dalam lubang kenikmatannya.
“Ya, i miss you, my boo,” ucap Vernon seraya menutup rapat kembali pintu kamarnya.
Bagian bawahnya terasa semakin sesak. Ia mendekat pada Seungkwan, menikmati setiap erangan yang Seungkwan keluarkan karena dildo yang terus memompa lubangnya.
Jarak keduanya menipis. Seungkwan menghentikan gerakan tangannya yang memegang dildo.
Ia menoleh pada Vernon yang mengusap setiap inci tubuhnya dan berhenti pada bongkahan sintal miliknya.
Plakk!
“Ah!”
Vernon menampar satu persatu bongkahan sintal milik Seungkwan yang tentu mendapat erangan keras darinya.
PLAKK!
“AH BONONIE STOP!”
Teriak Seungkwan seraya menggenggam satu tangan Vernon untuk menghentikan tamparan pada bongkahan miliknya.
“Hm. You're very naughty.”
Vernon mengusap lembut kedua bongkahan yang memerah itu.
Kedua tangan Vernon menjamah dan memilin nipple Seungkwan.
Lenguhan penuh nikmat ia keluarkan karna sentuhan yang diberikan.
Vernon menurunkan posisi wajahnya guna memberi kecupan serta gigitan sensual pada bahu dan telinga Seungkwan.
“Ahh.. Bononie,” lenguhan serta kedua tangannya mulai mengusak surai Vernon. Meninggalkan dildo yang tetap menancap pada lubangnya.
“You're very seductive, babe,” bisik Vernon dengan suara rendahnya tepat di telinga Seungkwan.
Seungkwan hanya bisa menggeliat, membiarkan tubuhnya saja yang berbicara bahwa ia sangat merindukan sentuhan Vernon nya.
Perlahan tangan Vernon mengeluarkan dildo yang menancap dalam lubang Seungkwan. Menarik Seungkwan untuk duduk, lalu menjatuhkan tubuh polosnya dalam gendongan Vernon.
Seungkwan memeluknya seraya melingkarkan kakinya pada pinggang Vernon. Keduanya pun bertatapan.
“Ganti pakai Kelvin aja.”
“Kelvin siapa?”
“Punya aku, namanya Kelvin..”
Gurau Vernon yang mendapat respon berupa pukulan di bahu kanannya, serta Seungkwan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Vernon.
“Apa sih kamu! Gak lucu!” kesal Seungkwan.
“Ckckk..”
Kekeh Vernon seraya melangkah menuju ranjang mereka.
Tangan Vernon sibuk meremat bongkahan sintal itu, sesekali mengusap lembut lubang milik Seungkwan.
“Enghhh.. Bononie, kenapa lembur terus sih? Aku kan kangen!” lenguh Seungkwan seraya mengeratkan pelukannya akibat jemari yang mengusap lembut lubangnya.
“Kangen banget ya sama Kelvin?” goda Vernon.
“Jangan disebut Kelvin! Aku benci dengernya!”
“Keren tau namanya Kelvin,” ledek Vernon kembali.
“Kalo masih sebut Kelvin, gak usah dilanjutin aku sebel!” rengek Seungkwan.
“Yakin?”
Tanya Vernon diikuti langkah kakinya yang berhenti disisi ranjang dengan Seungkwan masih dalam gendongannya.
Seungkwan menegakkan tubuhnya. Tangannya dilingkarkan pada leher Vernon.
“Jangan sebut Kelvin! Cringeee tau dengernya,” ucap Seungkwan mempoutkan bibirnya.
“Iya.. Engga sayaaang..”
Masih dengan posisi Seungkwan dalam gendongan Vernon. Keduanya semakin tenggelam dalam dunianya.
Mengunci tatapan, menikmati deru nafas yang dikeluarkan, dan perlahan mendekatkan wajah guna saling mengadu hidung seraya tersenyum lebar.
Untuk sejenak saja keduanya berbagi rasa rindu setelah sekian lama tidak bersentuhan karna Vernon sibuk mengurus banyak proyek.
“Wangi kamu makin manis aja,” puji Vernon membuat keduanya berhenti mengadu hidung.
cup! satu kecupan hangat nan lembut mendarat di bibir manis Seungkwan.
“Mau langsung masukin atau..
-eh?! Kamu kenapa jadi gemesin gini? Perasaan tadi binal banget sampe bikin aku kaget ckckk”
Belum selesai Vernon bicara, ia sudah terkekeh kembali melihat Seungkwan tersipu mengalihkan pandangannya dengan bibir yang dikulum malu seraya menatap kerah bathrobe Vernon.
“Kenapa?” tanya Vernon masih dengan senyuman lebarnya pada Seungkwan yang mulai menyentuh area kerah bathrobenya.
“Bononie.. Udah mandi ya?” ucap Seungkwan cemberut.
“Iya, emangnya kenapa?” tanya Vernon seraya menarik dagu Seungkwan dengan jemarinya, kembali memberi kecupan pada bibir manis itu.
“Nanti kamunya bau lagi,” ucap Seungkwan mempoutkan bibirnya.
“Kkkkk.. Lagi pula bukannya udah bau? Kan lagi gendong kamu yang udah telanjang sama keringetan gini nih,” ledek Vernon seraya meremat kedua bongkahan bulat ditangannya.
Seungkwan tersipu, kembali menenggelamkan wajahnya diceruk leher Vernon untuk menutupi pipinya yang memerah malu.
Vernon kembali meletakkan jemarinya pada lubang yang sudah mengerut rapat, berulang kali memberi usapan dan penekanan lembut pada lubang itu.
Pegangan Seungkwan beralih menjamah surai Vernon. Menjambak dan menekan kepala Vernon untuk terus menghisap collarbonenya.
Seungkwan menggeliat dalam gendongan Vernon. Mulutnya terbuka lebar melenguhkan nama sang dominan dengan saliva yang mengalir keluar dari mulutnya.
“Mandi mah gampang..” cup! “Nanti tinggal mandi lagi..” cup! ”... Bareng kamu” Ucap Vernon disela-sela kecupan serta hisapannya pada collarbone Seungkwan, dan jari tengahnya yang memanjakan lubang Seungkwan.
Vernon menambahkan jari manisnya masuk ke lubang Seungkwan. Sudah ada dua jari dalam lubang yang semakin mengetat itu.
“Ahh sayangh ahh..” desahan demi desahan Seungkwan ucapkan.
Beberapa kali Seungkwan menancapkan jemari kukunya pada kulit kepala Vernon, menjambak surai itu, dan meliukkan tubuhnya dalam gendongan itu sampai tali pengikat bathrobe yang Vernon pakai sudah terlepas.
Milik Vernon sesekali menyentuh jemarinya yang sedang bermain dengan lubang Seungkwan.
Seungkwan mengeratkan pelukannya, sementara satu tangan Vernon menopang kuat tubuh Seungkwan agar tidak jatuh. Namun, posisi keduanya semakin terlihat berantakan.
“Ah! Bononie aaah,” desah Seungkwan, kini tangan kiri Seungkwan beralih untuk meremat lengan Vernon yang terus memompa lubangnya.
“Hm..?” bisik Vernon tanpa menghentikan jemarinya yang terus bermain dengan lubang Seungkwan.
“Aaku- ah! Aku pegelh -ughh,” lenguh Seungkwan seraya menggerakkan tubuhnya berusaha mencari posisi nyaman dengan jemari Vernon yang mulai melambat serta cairan putihnya mengalir keluar.
“Haha.. Cumnya gemes banget sih,” kekeh Vernon mendengar Seungkwan melenguh gemas disela-sela ejakulasinya.
Vernon pun mengeluarkan 2 jarinya, kembali memberikan kecupan pada collarbone, bahu, dan terakhir tempat tercandunya... yaitu bibir manis Seungkwan. Lalu meletakkan tubuh polos Seungkwan di atas ranjang mereka.
Vernon menunduk menatap Seungkwan yang duduk berhadapan langsung dengan penis milik Vernon.
“Kok makin gede..” gumam pelan Seungkwan menatap penis Vernon yang sudah mengeras dan berurat, ada sedikit cairan precum juga di penis itu.
“Ngomong apa sayang? Gede?” tanya Vernon menangkup kedua pipi Seungkwan untuk menatap ke arahnya dan membungkukan sedikit badannya guna berciuman lagi dengan Seungkwan.
cup!
“Candu banget sih bibir kamu,” ucap Vernon seraya menegakkan kembali tubuhnya.
Namun, Vernon tersentak saat ujung jari telunjuk Seungkwan menyentuh dengan pola melingkar pada kepala penisnya.
Vernon masih menatap Seungkwan yang bermain-main dengan penisnya, mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Seungkwan,
“Inget. Jangan masukin terlalu dalam ke mulut kamu ya!
Kalo gak pake tangan aja deh sama kecup-kecup, aku gak mau nyakitin mulut kamu lagi,” perintah Vernon seraya mengusap bibir tipis Seungkwan dengan ibu jarinya.
Vernon selalu mengucapkan itu ketika Seungkwan mulai memainkan penisnya. Ia sering teringat pertama kali mencoba deepthroat pada Seungkwan, membuatnya tersedak hebat dan melukai sudut bibir Seungkwan. Sebab itu, Vernon sangat hati-hati jika melakukan seks dan sekuat mungkin mengendalikan nafsunya agar tidak menyakiti Seungkwan.
Perlahan Seungkwan menggenggam penis Vernon. Mengurutnya dengan tempo sedang, sesekali mengencangkan genggamannya, memberi tekanan memutar pada kepala penis itu.
“Mmmh,” Vernon mengerang, memejamkan matanya seraya menggenggam lembut pergelangan tangan Seungkwan, mengikuti pergerakan tangan yang mengurutnya.
Seungkwan melirik dan tersenyum melihat Vernon memejamkan mata menikmati pelayanan yang diberikan.
Perlahan Seungkwan mendekatkan mulutnya pada penis yang sedang dipijatnya, memberi kecupan di kepala penisnya sampai Vernon kembali membuka kedua matanya.
Vernon menunduk, melihat Seungkwan yang masih mengecup sekaligus mengurut penisnya dengan lihai.
“Shhh.. Makin pinter ya maininnya,” puji Vernon seraya memindahkan pegangannya pada pucuk kepala Seungkwan, memberi usapan lembut pada surai itu.
Seungkwan menatap Vernon dengan manik coklatnya yang berbinar seolah meminta izin untuk memasukkan penis Vernon ke dalam mulutnya.
Vernon mengangguk, mengawasi pergerakan Seungkwan yang mulai memasukkan penis besar itu dalam mulutnya.
“Stop sayang, segitu aja..” ucap Vernon.
“Jangan terlalu dalam, nanti sakit mulut kamu,” tahan Vernon mengusap pipi Seungkwan, menghentikan empunya memasukkan terlalu dalam.
“Sisanya pakai tangan kamu aja,” perintah Vernon menuntun kedua tangan Seungkwan untuk memegang sisa batang penisnya yang tidak masuk ke mulut Seungkwan.
Seungkwan hanya menurut. Dengan tempo pelan, ia mulai memaju-mundurkan kulumannya kepala penis itu, serta menggerakkan kedua tangan yang menggenggam sebagian penis Vernon.
“Ahgghh..” desah Vernon seraya mengusak surai Seungkwan.
Tempo kuluman dan pijatan Seungkwan mulai dipercepat membuat Vernon terus melenguh keenakan.
“Ahh sayang!” erangan Vernon semakin berat dan tegas, menandakan pencapaiannya akan datang.
Seungkwan semakin liar memaju-mundurkan kuluman dan pijatannya. Ia merasa penis Vernon semakin berkedut dan penuh sesak dalam mulutnya. Vernon berusaha menahan kepala Seungkwan yang bergerak semakin liar.
“Oh.. Kwanie sayangh,” lenguh Vernon.
“Ah sayanghh su-sudah!” ucap Vernon terbata.
Namun Seungkwan tetap dengan tempo cepat membawa Vernon mencapai pelepasannya,
“AH! Sayang stop!” perintah Vernon tak dihiraukan, Seungkwan tetap terus mengulum dan memijatnya.
“A-aku mau keluar sayang.. Akh! Stop!” ucap Vernon serak.
Vernon segera melepas tangan Seungkwan untuk menghentikan pijatan pada penisnya.
Vernon menggenggam penisnya sendiri, bergerak mundur untuk mengeluarkan penisnya dari dalam mulut Seungkwan. Namun, kedua tangan Seungkwan menahan pinggul Vernon yang mulai mundur, membuat penis itu masuk kembali dalam mulut Seungkwan.
“Akh, fuck! I'm cum!”
Vernon mengerang sangat keras, ia telah sampai pada ejakulasinya.
Memijit penisnya dengan penuh penekanan, memuntahkan banyak cairan kental pada mulut Seungkwan. Saking banyaknya, mulut Seungkwan tak sanggup lagi untuk menampung. Seungkwan memundurkan sedikit kepalanya, membiarkan cairan putih itu mulai menetes keluar dari sudut bibirnya.
“Aduh.. kamu kenapa gak dikeluarin dari mulut aja sih,” khawatir Vernon yang melepas tangan Seungkwan pada pinggulnya dan mengeluarkan penisnya dari dalam mulut Seungkwan.
Vernon menggapai tisu di atas nakas, berlutut menyejajarkan tinggi tubuhnya dengan Seungkwan yang sibuk mengecap cairan putih dimulutnya.
Dipegangnya dagu Seungkwan, menatap sebentar wajah polos yang belepotan karna cairan putihnya.
“Enak hehe,” kekeh Seungkwan dengan polosnya.
“Yampun nakal! Masih aja cengengesan,” gemas Vernon seraya membersihkan wajah Seungkwan.
.
.
.
To be continue,
SweetHot—Verkwan🔞 Created at 02/08/2020 Recreated at 24/02/2021 By: Nami